Literasi Tak Bertepi
Indonesia menurut PISA (Programme for International Student Assessmen) berada di urutan ke-60 dari 64 negara. Kemampuan siswa Indonesia pada literasi membaca saat itu sangat rendah. Sitomurang menambahkan pada posisi seperti itu, peringkat ke-60 dari 64 negara, siswa kita justru mendapat predikat sebagai siswa paling bahagia di dunia. Penyebab rendahnya literasi siswa dikarenakan kebiasaan membaca belum diterapkan sejak kecil, ditambah dengan menjamurnya budaya gadget pada siswa.
Kegiatan literasi bisa diwujudkan melalui program sekolah berupa Gerakan Literasi Sekolah, yang berisi kegiatan membaca buku sebelum proses belajar dimulai, membuat teras literasi, etalase literasi dan pojok baca di setiap kelas. SMAN 1 Puri merupakan salah satu sekolah di wilayah kabupaten Mojokerto yang memiliki program Gerakan Literasi Sekolah. Gerakan Literasi Sekolah yang dibentuk oleh SMAN 1 Puri bertujuan untuk meningkatkan budaya membaca siswa. Gerakan Literasi Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Puri tidak hanya sebatas melaksanakan program membaca buku sebelum proses belajar dimulai, membuat teras literasi, etalase literasi dan pojok baca di setiap kelas. Gerakan Literasi SMAN 1 Puri juga aktif mengajak seluruh warga sekolah aktif dan produktif dalam menulis. Kegiatan baca yang tidak dibarengi dengan menulis rasanya hambar seperti sayur tanpa garam.
Kegiatan meningkatkan literasi baca di SMAN 1 Puri selain dilakukan dengan program membaca buku, membuat teras literasi, etalase literasi dan pojok baca di setiap kelas juga didukung dengan kegiatan seminar dan pelatihan. Kegiatan seminar dan pelatihan yang telah dilakukan adalah kegiatan bincang sastra bersama Gol A Gong tokoh duta baca Indonesia dengan tema “literasi tak pernah bertepi” pada hari minggu, 30 Januari 2022.
Gol A Gong bersama timnya “Safari Literasi” melakukan bincang seputar dunia kesastraan terlebih pada penulisan. Waktu yang terbatas membuat Gol A Gong memilih tema penulisan cerpen. Gol A Gong menyampaikan bahwa ada 3 jenis cerpen yakni shortstories, long stories, dan flash fiction. Flash fiction menjadi menu utama pada pilihan jenis cerpen yang dijadikan latihan. Flash fiction di dalamnya harus terdiri dari satu adegan, satu latar, satu konflik dan akhir yang mengejutkan. Alur cerita yang singkat dan padat, membuat flash fiction sangat cocok dengan siswa yang gemar mengunggah tulisan di media sosial. Hasil dari latihan menulis tersebut, tentunya akan dibukukan sebagai bentuk produk dari kegiatan Bincang Sastra bersama Gol A Gong.
Kegiatan literasi yang diperoleh siswa SMAN 1 Puri selain untuk meningkatkan minat baca dan tulis siswa juga diharapkan mampu meningkatkan pemahaman siswa dalam menimba ilmu. Senada dengan Ismail (2017) yang menyampaikan kegiatan literasi pasti berkaitan dengan bahasa. Bahasa merupakan unsur terpenting dalam memahami ilmu. Ilmu apa pun tidak/kurang bisa kita pahami jika bahasa tidak dipahami dengan baik. Para siswa akan sulit memahami konsep-konsep matematika, fisika, kimia, dan sebagainya kalau bahasanya masih kacau. Mereka juga tidak akan bisa menguasai ilmu jika tidak bisa mamahami makna bahasanya.